Perumahan Vila Samudra Jaya

Villa Samudra Jaya - Hunian Asri dan Harmonis

Rabu, 18 April 2018

Punya Rumah Sendiri Itu Bukti Generasi Milenial Bisa Aktualisasi Diri, Masih Nunda Beli?

Kamu pasti sering melihat film Hollywood, kan? 

Biasanya mereka yang sudah beranjak dewasa akan pergi dari rumah orang tua mereka.
Mereka akan tinggal di apartemen murah dan mulai hidup mandiri. Lain halnya dengan Indonesia. Biasanya, orang baru keluar dari orang tua mereka setelah menikah.

Meski banyak juga sih yang setelah menikah tetap tinggal di rumah orang tua atau mertua. Ayo, siapa yang masih tinggal di Pondok Mertua Indah?
Sebenarnya, buat generasi milenial sebelum menikah itu sebaiknya sudah harus punya rumah. Hal ini bisa menjadi bukti kemandirian dan kedewasaan.




“Ada aktualisasi diri. Pengen puas punya rumah sendiri. Tujuan dewasa kan juga intimacy dan pengen punya privacy. Kalau punya rumah sendiri, ada batasan ruang pribadi. Tempat tinggal sendiri menjadi ruang pribadi,” 



Kalau kamu masih lajang, tetapi sudah punya rumah sendiri kan, kamu bisa mengatur kehidupan kamu. Kamu tidak lagi bergantung kepada orang tua mengenai banyak hal mulai dari makanan, kebutuhan sehari-hari, dan lainnya.

Kamu juga bisa melakukan apa yang kamu suka. Kalau kamu kolektor benda antik, siapa yang mau protes kalau semua itu ada di rumah kamu.
Bagi yang sudah menikah, kamu dan pasangan sudah pasti menginginkan ruang privat untuk bersama. Kamu dan pasangan ingin makan berdua saja, menyantap apa yang menjadi favorit.

Kamu juga ingin mengatur interior rumah sesuai keinginan. Apa mungkin hal ini terwujud kalau masih tinggal bersama orang tua atau mertua?

Selasa, 17 April 2018

Pilih Rumah Baru atau Rumah Bekas?

PROMO
RUMAH MURAH
CIKARANG



Bingung mau beli rumah atau rumah bekas? Nih, kelebihan dan kekurangannya supaya bisa kamu jadikan sebagai bahan pertimbangan saat ingin membeli rumah.

RUMAH BARU
Bisa sesuai selera
Kalau rumah baru kamu dapat lebih leluasa mengatur tata letak dan segala atribut rumah, semisal jumlah kamar, warna cat, hingga penataan aksesori ruangan.
Ada jaminan keamanan
Saat ini biasanya perumahan baru ditata dalam bentuk kelompok-kelompok kecil atau klaster. Sistem klaster biasanya menyediakan satu gerbang dengan penjagaan keamanan 24 jam, sehingga keamanan perumahan lebih terjamin. Lalu-lintas di klaster juga relatif sepi, sehingga bisa lebih dipantau.
Ada garansi  
Rumah baru biasanya memiliki garansi atau asuransi rumah, sehingga bila terjadi kerusakan semisal keretakan atau kebocoran, maka kamu dapat menghemat biaya. Kamu bisa mengajukan klaim untuk perbaikannya. Biasanya pihak pengembang menyediakan masa satu kali musim hujan untuk garansi kebocoran.
Lingkungannya belum terbentuk
Rumah yang benar-benar baru biasanya belum memiliki lingkungan yang terbentuk, sehingga kamu belum mendapat jaminan mengenai kelengkapan fasilitas umum. Juga beum banyak tetangga, sehingga cenderung sepi. Hal ini tentu menimbulkan risiko keamanan.














RUMAH BEKAS

Harga bisa lebih murah
Pada umumnya rumah bekas lebih murah dibanding rumah baru dengan kondisi dan luas yang sama. Semakin lama usia rumah, maka harganya juga makin murah. Bila kamu ingin membeli rumah bekas secara kredit, maka pihak bank akan mengecek dan menilai terlebih dahulu rumah tersebut. Penilaian bank akan memengaruhi jumlah dana yang bisa kamu pinjam.
Dapat langsung ditempati
Rumah bekas biasanya fasilitasnya sudah lengkap. Instalasi air, listrik, telepon, biasanya sudah tersedia. Kadang juga sudah dalam kondisi full furnish. Surat-surat resminya pun juga telah diurus oleh pemilik lama, sehingga kamu hanya tinggal balik nama surat kepemilikan rumah.
Lingkungannya sudah terbentuk
Rumah bekas biasanya memiliki lingkungan yang sudah terbentuk, baik itu secara sosial maupun fasilitas. Artinya, dengan membeli rumah bekas maka biasanya sudah ada fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah di sekitar rumah tersebut.
Begitu pula dengan rumah sekitar biasanya sudah dihuni oleh tetangga. Oleh karena itu, pelajari terlebih dahulu fasilitas dan juga lingkungan tetangga di sekitar rumah tersebut.
Harus keluar dana lagi kalau butuh renovasi
Kamu harus cermat dalam memilih rumah bekas karena bila ada kondisi yang tidak sesuai atau butuh perbaikan, maka kamu harus menyiapkan biaya untuk renovasi. Apalagi bagi rumah yang ditempati cukup lama, terkadang ada beberapa kerusakan semisal kebocoran di beberapa titik.
Belum lagi bila ternyata ada hal yang kurang sesuai dengan selera Anda sehingga memerlukan renovasi. Besarnya biaya tergantung pada besar kecilnya renovasi yang akan kamu lakukan.

Udah ga bingung lagi dong mau pilih yang mana? Apapun pilihanmu yang penting kamu uda punya properti sendiri.



Perumahan
Green Sentosa Asri
0812 9661 2521


Mau Beli Rumah Tapi Takut Ngutang? Baca Ini Bentar


















Kalau kamu menabung agar bisa beli rumah secara tunai, yang ada mungkin gak pernah kesampaian. 
Kenapa? Karena jumlah tabunganmu akan berkejaran dengan harga rumah yang selalu naik.


Solusi yang mungkin, uang tabunganmu itu kamu gunakan saja untuk membayar uang muka (DP) rumah. Sisanya kamu bayar dengan cara mencicil ke pihak bank melalui fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR).

Utang memang bisa saja menjadi beban psikologis dalam hidupmu. Tapi, utang apa dulu? Kalau utang cicilan rumah, bisa saja malah menjadi keuntungan buat hidupmu di masa depan. Pasalnya, rumah yang kamu beli itu harganya akan meningkat meskipun cicilannya belum lunas. Begitu cicilannya lunas 10, 15, atau 20 tahun yang akan datang, harganya bisa berlipat dari harga belinya.

Jadi, berutang tak selalu bikin hidupmu susah, bukan? Kalau kamu paham prinsip-prinsip berutang, maka utang malah bisa membantumu jadi punya aset. Berikut ini tips berutang yang aman dan sehat dikutip dari HaloMoney.co.id:

Pertama, Jangan Berutang Lebih dari 30 Persen Penghasilan
Ukur kemampuan keuanganmu saat berutang agar tak terjebak masalah utang. Prinsipnya, kamu jangan berutang yang jumlahnya melebihi 30 persen dari gajimu.

Kalau penghasilanmu sebulan Rp10 juta, misalnya, maka besar total utangmu adalah Rp3 juta. Jumlah total utang ini sudah termasuk utang cicilan KPR, utang kartu kredit, dan utang yang lain-lainnya.

Sebagian perencana keuangan malah masih menoleransi total utang sampai sebesar 40 persen dari gaji lho. Syaratnya ya untuk jenis utang yang produktif, bukan utang konsumtif. Nah, cicilan KPR dinilai sebagai utang produktif karena asumsinya harga tanah akan terus naik.

Bila kamu menjaga rasio utangmu pada prinsip ini (utang maksimal 30%), maka kamu akan baik-baik saja. Sebaliknya, kamu akan menuai masalah bila berutang melampaui persentase tersebut.

Kedua, Hindari Utang Konsumtif
Hal yang konsumtif maksudnya adalah hal yang habis digunakan dan tidak memiliki nilai investasi (produktivitas). Misalnya, kamu berutang untuk membeli laptop mahal yang nilainya akan terus menurun dari tahun ke tahun.
Utang laptop tersebut bisa disebut utang produktif bila memang digunakan untuk mendukung peningkatan finansialmu. Semisal kamu gunakan sebagai modal kerja, sehingga menambah pemasukan keuanganmu.

Ketiga, Jangan Membayar Utang dengan Mengutang Lagi
Karena menyalahi prinsip berutang maksimal 30% dari penghasilan, sering terjadi orang dikejar-kejar debt collector atau si pemberi utang. Kalau sudah seperti ini, ya hidupmu memang jadi susah karena berutang. Akan lebih parah, kalau untuk membayar tagihan utang tersebut lantas kamu mengutang yang baru. Istilahnya, gali lubang tutup lubang.

Dalam kamus keuangan, gali lubang tutup lubang dikenal sebagai refinancing. Langkah ini sah-sah saja dan justru bisa menjadi solusi tepat, selama hitunganmu cermat. Semisal membayar utang lama dengan utang baru yang suku bunganya lebih rendah.
Sebaliknya, langkah gali lubang tutup lubang bisa menjadi boomerang kalau hitung-hitunganmu tak cermat. Yang ada mah utangmu semakin bertumpuk dan hidupmu jadi susah.

Keempat, Segera Lunasi Utang Saat Mendapat Rezeki Ekstra
Kalau ada dana ekstra, sebut saja dana Tunjangan Hari Raya (THR), bonus tahunan, atau bonus kinerja, prioritaskan untuk membayar utang. Jangan gunakan seluruh dana ekstra tersebut untuk keperluan konsumtif, sebut saja belanja segala rupa.

Dana lebih tersebut bisa juga lho kamu gunakan untuk mengurangi pokok utang KPR. Langkah ini dapat membantumu memangkas beban cicilan KPR yang selanjutnya.
Selama kamu berutang dengan mematuhi prinsip-prinsip berutang, maka tak perlu takut berutang. Apalagi utang KPR yang bikin kamu jadi punya aset.